Ketika didapuk sebagai Country Manager Path Indonesia yang pertama, William Tunggaldjaja merasa itu sebagai peluang sekaligus tantangan. Dengan pengalaman menjadi Country Manager Zomato Indonesia, tidak sulit baginya menghadapi tantangan karier barunya itu. Setidaknya, ada dua alasan yang membuatnya jatuh hati kepada Path. “Pertama, memiliki kesamaan visi dan misi. Kedua, dibutuhkan skill besar sekali. Saya maunya bukan hanya fokus di makanan, tetapi dari semua aspek orang dalam membangun relasi dengan yang lain. Itu kan sesuatu yang berbeda dan mass market. Maka, saya pikir skill yang besar dibutuhkan di Path,” ujar William.
Eksekutif muda lulusan Jurusan Mechanical Engineering University of California, Berkeley, AS, ini ingin meningkatkan pengalaman pengguna Path Indonesia. Walau harus berjuang sendiri di awal keberadaan Path Indonesia, pria kelahiran Bandung 30 tahun lalu ini justru semakin tertarik karena melihat potensi yang dimiliki Indonesia.
William mengklaim, sebenarnya keunikan datang dari Path sendiri. Path itu satu-satunya media sosial yang memberikan eksklusivitas. Path juga medsos yang merepresentasikan karakter yang sama dari pengguna, baik saat di Path maupun di dunia nyata. Contohnya, saat sharing kejadian tertentu, ada emosi yang bukan hanya love, tetapi juga smile, laugh, sad, dan yang lain yang mencakup banyak emosi. Di Path juga bisa berbagi saat kita mendengarkan musik, membaca buku, bangun tidur bahkan tidur juga bisa. Jadi, itu benar-benar menggambarkan kehidupan nyata seseorang.
Saat ini tanggung jawabnya adalah menjembatani pengguna Path Indonesia dan Path di San Francisco. “Kami ingin mendengarkan feedback pengguna Path di Indonesia. Contohnya, kami juga punya kerja sama dengan para pembuat stiker lokal untuk memproduksi stiker made in Indonesia dan kami masukkan ke Path. Itu kan jatuhnya lebih localized. Kami ingin fitur-fitur dikembangkan di Indonesia dan dibawa ke luar negeri. Jadi, kalau ada sesuatu, jangan sampai itu hanya ada di Indonesia, tetapi seluruh dunia bisa menikmati inovasi tersebut,” dia menguraikan.
Yang jelas, potensi bisnis Path ke depan sangat besar. Potensi besar yang dimiliki Indonesia menjadi peluang William untuk meningkatkan customer experience pengguna. Timnya akan mengembangkan fitur yang tidak hanya disukai orang Indonesia, tetapi seluruh dunia. Juga, menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh atau perusahaan-perusahaan terkait visi-misi Path guna memperkuat ekosistemnya.
“Ke depan, saya ingin semua orang yang memiliki smartphone akan nge-Path. Intinya, saya ingin Path menjadi sentral dalam penggunaan smartphone,” ucap William tentang mimpinya. Untuk mewujudkannya, dia menempuh dua langkah. Pertama, mengusahakan agar produk Path selalu bagus. Ini tecermin dari customer experience yang harus ditingkatkan melalui fitur-fitur baru. Kedua, berinovasi. Contohnya, beberapa waktu lalu merilis fitur Stickers on Photos, di mana saat memasukkan foto, kita bisa sematkan juga stikernya.(*)
Eva M. Rahayu/Destiwati Sitanggang
The post William Tunggaldjaja appeared first on Majalah SWA Online.